Punya kemampuan mengatur keuangan merupakan bukti kalian sudah dewasa. Tapi ini lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Dan jikapun masih punya uang lebih saat akhir bulan, bukan berarti kalian sudah menjadi pribadi yang bertanggung-jawab.
Bunuh diri secara finansial tak terjadi tiba-tiba. Ini merupakan akumulasi perbuatan salah di waktu lalu. Sayangnya, tak banyak individu yang benar-benar berjuang demi memperbaiki ekonomi, yang ada justru berakhir dengan kemiskinan.
Saat kondisi ini terjadi, yang pasti disalahkan pasti kondisi ekonomi negara atau sistem perpajakan yang berlaku. Satu jawaban yang benar, itu karena sikap sembrono. Jika kalian peduli dengan kehidupan, sebaiknya cari solusi, bukan alasan.
Berikut beberapa kesalahan yang memicu bunuh diri secara finansial.
1. Kalian Adalah Pemalas
Jika selesai kerja lalu pulang dan tak punya tanggungan lain yang harus dikerjakan, itu berarti kalian pemalas. Mungkin agak janggal, tapi ini benar adanya. Maksudnya, masih ada waktu produktif lima jam lagi sebelum tidur malam, tapi justru memutuskan tak melakukan sesuatu yang lain lagi.
Malas tak hanya terjadi saat rebahan sembari main smartphone. Malas bisa dimaknai saat tak punya ambisi. Dengan kata lain, tak mengerjakan sesuatu untuk meningkatkan pendapatan berarti melawan prinsip kemandirian ekonomi, dan itu makin mendekatkan jarak pada bunuh diri secara finansial.
Saat punya banyak waktu luang, jangan sia-siakan waktu tersebut. Sebaiknya belajar tentang sesuatu yang menguntungkan. Kalian bisa menjadikan hobi sebagai investasi, karena pasti selalu ada individu lain yang mau menghargai karya kalian.
2. Mempermainkan Masa Depan
Tanggung jawab mampu menjaga ambisi tetap sehat, tujuan realistis, dan selalu berpikir ke depan. Hidup dalam kesementaraan hanya diperuntukkan anak SMA atau mahasiswa. Dengan berpikir seperti itu, realita kehidupan akan selalu menjadi pengingat keras.
Menghamburkan uang dan menikmati hidup hanya boleh dilakukan saat liburan. Jangan merasa puas dengan kekayaan yang ada. Gaya hidup hedonis merupakan racun masa depan. Nikmati waktu yang ada, tapi jangan lupa memberi tekanan pada diri sendiri dengan selalu kerja keras demi kemajuan.
Atur hidup kalian, tetapkan tujuan, dan buat strategi supaya menjadi nyata. Merupakan keharusan agar meluangkan waktu dan berpikir tentang tujuan yang ingin dicapai. Gagal bukan merupakan tindakan menyia-nyiakan uang dan waktu, selama mendapat sesuatu yang bermanfaat untuk masa depan.
3. Salah Pilih Tempat Tinggal
Hidup di tempat yang tak mampu kalian bayar atau tak nyaman termasuk beberapa kondisi yang bisa menyebabkan bunuh diri secara finansial. Jika memakai kendaraan untuk berangkat kerja tiap hari, ada kemungkinan akan muncul masalah keuangan.
Untungnya isu seperti ini bisa ditangani, menumpang atau nebeng adalah tepat. Sebenarnya, masalah yang sering terjadi yaitu lebih besar pasak daripada tiang. Misalnya saja, membeli hunian mahal tapi tidak ada akses yang layak.
Gaya hidup seperti ini bisa memicu masalah lain jika dikaitkan dengan hitung-hitungan. Kalau memang tak punya cukup uang untuk membeli sesuatu, kalian punya kesempatan untuk mengatakan tidak. Pilih rumah yang 100% bisa terbeli, dan jadikan sebagai investasi.
4. Selalu Mengandalkan Kredit
Satu bentuk sikap tak bertanggung-jawab secara finansial yaitu percaya pada kredit bank. Banyak terdengar cerita tentang bagaimana situasi tersebut berakhir kurang baik, kemudian hasilnya justru masuk dalam daftar merah.
Bahwa masa depan tak bisa diprediksi, dan itu benar adanya. Jika terus mengambil uang terus dari rentenir, kalian tak akan punya simpanan. Lalu bagaimana jika tiba-tiba ada dalam kondisi tak punya uang sama sekali? Sudah tak ada solusi lagi pastinya.
Untuk menghindari, mulai hidup sederhana dari sekarang. Berusahalah fokus pada keseimbangan keuangan, dan pertimbangkan tiap kemungkinan kecil untuk menghasilkan uang ekstra. Tanya pada atasan apakah ada sesuatu yang bisa dilembur. Setelah itu, mulai alokasikan dana darurat.
5. Berhutang ke Tempat Peminjaman Uang
Tiap penasehat keuangan pasti akan mengatakan hal sama. Bagaimanapun sulitnya situasi keuangan yang dialami, jangan sampai mengambil hutang ke tempat peminjaman uang, terutama yang berbasis harian. Jangan berhutang dan cari alternatif untuk memperoleh uang.
Tempat peminjaman uang memang terlihat seperti solusi paling praktis, tapi jangan sampai terpikat karena justru bakal lebih cepat menghabiskan uang daripada yang dipikirkan. Jika ingin bebas hutang, rentenir bukanlah solusi, karena hutang justru akan berakhir lebih banyak lagi.
6. Punya Anak Saat Finansial Belum Stabil
Jika punya rencana membesarkan anak dengan layak, miliki dulu keuangan yang stabil dan pastikan punya cukup waktu untuk merawatnya. Tanpa keuangan yang stabil, secara tak langsung anak diberi contoh yang tak baik.
Meski begitu, buah apel jatuh tak jauh dari pohonnya, dan sikap bunuh diri secara finansial akan ikut terwariskan. Kemampuan memberi jaminan kesehatan, baju, dan pendidikan anak tak murah. Jika dijumlah selama hidup bisa mencapai miliaran, tapi ini dibutuhkan demi masa depan yang lebih baik.
Pertimbangkan betapa mahalnya beberapa biaya tersebut sebelum memutuskan punya anak. Jika benar-benar ingin punya keluarga sejahtera, prioritaskan karir lebih dulu, dan buat keinginan ini menjadi motivasi untuk memperoleh masa depan yang layak.
7. Lupa Merapikan Peralatan
Kelalaian ini paling sering merugikan pemilik usaha. Memang sulit agar prioritas selalu seimbang, tapi masa depan kalian dan kantor akan tergantung pada kualitas yang kalian berikan. Selalu pastikan peralatan kantor berfungsi secara normal dan layak.
Kalau tidak? Kualitas peralatan yang berkurang dan bisa memicu bunuh diri secara finansial. Jadi berusahalah sebaik mungkin agar tak sampai kena PHK. Komputer perlu dirawat agar tetap berfungsi normal. Mesin pencetak tak akan berfungsi terus, dan kalian harus tahu kapan waktu menggantinya.
Telepon, kabel dan sejumlah barang kecil lain yang tampak tak terlalu diperlukan tetap harus dijaga agar tetap berfungsi, juga agar membuat tampilan kantor tetap terlihat professional. Dalam dunia kerja, tampilan dan pandangan pertama sangat penting.
8. Secara Finansial Masih Bergantung
Keluarga dan teman pasti bersedia membantu. Tapi bagaimanapun juga hidup berdasarkan bantuan keluarga dan teman bukan merupakan cara hidup yang baik. Tiap individu pasti punya titik jenuh, dan tak ada yang akan memberi toleransi jika kalian tak kompeten.
Cepat atau lambat, hubungan kalian akan memburuk jika tak segera mulai hidup lebih produktif. Saat meminjam uang, lakukan sesuatu sepenuh hati agar tak sampai terjadi situasi seperti di atas.
Buat hitung-hitungan guna mengurangi pengeluaran, dan berpikirlah tentang sesuatu yang bisa dikerjakan untuk menambah pemasukan. Kalian harus berani jujur bahwa sedang dalam masalah serius.
Pada akhirnya, cara paling ampuh mencegah bunuh diri secara finansial yaitu dengan mengelola keuangan. Ini bisa diawali dengan mengelola pekerjaan dan waktu. Buatlah semuanya jadi seimbang, sehingga antara pendapatan dan pengeluaran bisa selaras.
Diperlukan motivasi diri yang kuat untuk menjaga semuanya tetap jalan, juga agar terhindar dari sifat malas. Jika malas dibiarkan berkembang, maka masa depan jadi taruhannya, dan itu menuntun pada bunuh diri secara finansial.
Bagi kalian yang mau tahu bagaimana bisnis kalian bisa berkembang atau mau bertahan di masa sulit, trusvation hadir dengan solusi yang akan membuat perubahan pada bisnis Anda menjadi lebih baik dengan mencoba berkonsultasi secara gratis di #CobaKonsultasiAja dengan cara mendaftar melalui link berikut bit.ly/CobaKonsultasiAja
Kami tunggu Anda yang sudah siap menjadi pebisnis sukses. Salam Sukses untuk Success People.